Pelestarian Naskah Kuno Nusantara Lewat Motif Batik


Naskah kuno tidak hanya merupakan bukti peninggalan sejarah. Juga mengandung banyak ilmu pengetahuan,  di antaranya filsafat, kesenian, arsitektur, serta kepemimpinan.
Di Indonesia, konservasi terhadap naskah kuno nusantara ini belum banyak mendapat perhatian. Berbeda dengan beberapa negara lain  yang sudah melakukan upaya penyimpanan dan perawatan dengan suhu dan tempat tertentu.
Kendati demikian, ada beberapa tempat di Indonesia yang sudah melakukan upaya konservasi naskah kuno nusantara ini. Salah satu contohnya adalah Kadiparen Pura Pakualaman Yogyakarta. Mereka menuangkan teks naskah kuno dalam motif-motif batik. Menurut Pengurus Perpustakaan Pura Pakualaman Sri Ratna Sakti Mulya, penuangan teks naskah kuno dalam motif batik ini adalah upaya untuk melestarikan cagar budaya tersebut.
 “Teks naskah kuno yang dituangkan dalam motif batik ini akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh generasi penerus. Tak hanya sekedar motif batik saja, teks yang dituangkan ini juga dirancang sesuai dengan cerita asli serta filosofi yang akan diberikan,” paparnya di Yogyakarta, beberapa hari lalu.
Namun, belum semua teks naskah kuno dituangkan dalam motif batik. Karena pihaknya perlu melakukan kajian terlebih dahulu sebelum menuangkannya dalam kain. Kajian sendiri perlu menggandeng beberapa ahli yang paham tentang naskah tersebut.
Selain dituangkan dalam motif batik, Pura Pakualaman menuangkan naskah kuno ini dalam bentuk buku. Karya-karya masterpiece-nya yang berisi ajaran-ajaran leluhur dibedah dengan bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak umum. Seperti buku bertajuk \"Ajaran Kepemimpinan Asthabrata Kadipaten Pakualaman\'\" yang bersumber dari naskah Pakualaman Sestrodisuhul yang berisikan kisah nabi, raja-raja jawa, wali dan pandawa lima.
Sementara itu, konservasi naskah kuno nusantara juga dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dengan melakukan digitalisasi pada 300 naskah (manuskrip) kuno. Menurut Ketua Umum Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Osman Faturrahman, digitalisasi naskah kuno merupakan kegiatan yang perlu dilakukan terus menerus agar naskah kuno tetap terjaga dan dilestarikan.
 “Pengaruh cuaca biasanya menjadikan naskah mudah menjamur sehingga manuskrip asli rentan rusak. Belum lagi ada bencana alam yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia,” paparnya.
Ia menambahkan, Manassa juga merestorasi kurang lebih 5.000 manuskrip yang telah diubah dalam bentuk digital. Termasuk sebuah manuskrip Melayu berhuruf Palawa dari abad 14.
“Manuskrip yang mengalami proses penggandaan ke digital sangat bervariasi termasuk karya pujangga Ronggowarsito serta naskah-naskah babad. Setelah proses digitalisasi dilakukan maka rencananya akan disimpan dalam Museum Nasional.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Djoko Santoso memberikan apresiasi yang tinggi atas kepedulian Kadipaten Pura Pakualaman terhadap naskah kuno nusantara. Ia berharap naskah dalam koleksi perpustakaannya terus dirawat dan dimanfaatkan secara optimal lewat penelitian akademis. Kemudian disosialisasikan kepada khalayak umum, salah satunya lewat buku

0 komentar:

Budaya Indonesia yang pernah diklaim Malaysia


Malaysia pernah mengklaim beberapa kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya Negeri Jiran tersebut. Malaysia kembali mengklaim salah satu kebudayaan Indonesia sebagai budayanya dengan mendaftarkan tarian tor-tor dan alat musik Gordang Sambilan (sembilan gendang) dalam Seksyen 67 sebagai Akta Warisan Kebangsaan 2005.
\"Tarian tersebut harus dipertunjukkan dengan gendang dan dimainkan di depan publik sendiri,\" kata Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Dr Rais Yatim seperti dilansir dari Bernama, Sabtu (16/6).
Tor-tor merupakan salah satu tarian yang dimiliki oleh masyarakat suku Batak, Sumatera Utara. Tari tor-tor memiliki sejarah panjang bagi masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara. Tidak sedikit masyarakat adat di Sumatera Utara percaya tarian itu sebagai ritual yang berhubungan dengan pemanggilan roh. Roh tersebut dipanggil kembali dan masuk ke dalam patung-patung batu karena mereka percaya ini merupakan simbol penghormatan terhadap leluhur.

Tari tor-tor bisa diiringi dengan iringan musik magondangi. Tarian itu bisa dilakukan saat menjamu tamu adat. Tarian ini dimainkan dengan dibarengi alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak. Tarian tor-tor adalah kebudayaan tanah air ke sekian kali yang pernah diakui oleh Malaysia.
Sebelumnya, ada beberapa kebudayaan Indonesia yang diklaim Malaysia, antara lain :
1. Batik, United Nations Education Social and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai bentuk budaya bukan benda warisan manusia atau UNESCO representative list of intangible cultural heritage of humanity.
2. Tari Pendet, Malaysia mencantumkan Tari Pendet sebagai iklan visit year.
3. Wayang Kulit, Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
4. Angklung, alat musik khas Sunda itu terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.
5. Reog Ponorogo, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu, akhir November 2007.
6. Kuda Lumping, meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Malaysia dan Singapura.
7. Lagu Rasa Sayange, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim mengakui bahwa Rasa Sayange adalah milik Indonesia pada tanggal 11 November 2007.
8. Bunga Rafflesia Arnoldi
9. Keris, terdapat satu panel relief Candi Borobudur (abad ke-9) yang memperlihatkan seseorang memegang benda serupa keris.
10.Rendang Padang, tetapi tidak ada satu pun catatan sejarah yang mengungkap bahwa rendang adalah produk asli Malaysia.
11. Lagu Soleram dari Riau
12. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi

13. Alat Musik Gamelan dari Jawa
15. Tari Piring dari Sumatera Barat
16. Lagu Kakak Tua dari Maluku
17. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara
18. Badik Tumbuk Lada
19. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat
20. Kain Ulos
21. Lagu Jali-Jali

0 komentar:

Batik, Lebih dari Sekadar Warisan Budaya Indonesia


Batik, warisan budaya dari Indonesia, merayakan kedigdayaannya hari ini, 2 Oktober 2012. Tiap tanggal tertera, dirayakan sebagai Hari Batik Nasional. Bertepatan dengan penetapan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada 2009 silam.
Berbagai perayaan dilakukan oleh masyarakat Tanah Air. Seperti penggunaan batik di hari ini atau pun lomba membatik seperti yang dilakukan para polisi wanita (polwan) di Taman Bungkul, Surabaya, Jatim, Senin (1/10).
Batik dianggap lebih dari sekadar buah akal budi masyarakat Indonesia. Karena sudah menjadi identitas bangsa, melalui ukiran simbol nan unik, warna menawan, dan rancangan tiada dua. Disebutkan dalam situs UNESCO, batik juga berisi kumpulan pola yang mencerminkan berbagai pengaruh bangsa lain. Mulai dari kaligrafi Arab, buket Eropa, burung phoenix China, dan burung merak Persia.
\"batik,lasem,membatik,jawa

Penjualan batik di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Batik asal wilayah ini dikenal dengan motif pesisir yang berbeda. (Hafidz Novalsyah/NGI)
\"Batik kerap diwariskan dalam keluarga, dari generasi ke generasi. Ukiran batik terjalin dengan identitas bangsa Indonesia,\" ujar pernyataan tersebut.
Namun, keberadaan batik kini dijejali dengan hadirnya batik \"asing.\" Biasanya batik seperti ini berasal dari China dengan harga yang lebih murah. Dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, tekstil bercorak batik bukanlah batik. \"Memang harganya murah, tapi pada akhirnya adalah bagaimana kita mendidik konsumen,\" katanya dalam jumpa pers, Senin (1/10).
Ancaman lain adalah pengusaha asing yang tak ragu menggelontorkan banyak uang demi mencontoh motif batik Indonesia. Di lain pihak, pengrajin lokal Tanah Air membutuhkan dana karena sulit mengembangkan usaha dengan modal mandiri.
Hal ini dirasakan Ibu Ninik, pengusaha batik tulis tradisional di Sentra Batik Trusmi, Cirebon, Jawa Barat. Motif unik buatannya dibeli oleh pengusaha asal Jepang. Dana itu kemudian bisa diputarnya kembali menjadi modal usaha keluarga yang sudah masuk generasi kelima.
\"Mereka (pengusaha Jepang) datang dan melihat koleksi kami dan minta dibuat replikanya. Kami ini pengrajin tidak bermodal dan hanya bermodal pribadi, gali lubang tutup lubang,\" kata Ibu Ninik yang membuka butik dengan nama Batik Ninik Ichsan.
Meski terkesan konservatif, batik menjadi salah satu wakil Indonesia di pentas dunia. Penghargaan terhadapnya bisa terwujud dengan penggunaan batik asli buatan anak bangsa. Jadi, busana batik apa yang Anda kenakan hari ini

0 komentar:

Wayang Kulit adalah Seni Tradisional Indonesia


Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata Ma Hyang artinya menuju kepada yang maha esa, . Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang(lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.

Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ). Wayang kulit lebih populer di Jawa bagian tengah dan timur, sedangkan wayang golek lebih sering dimainkan di Jawa Barat.

0 komentar:

Tato kebudayaan indonesia


Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Tetapi, sayangnya, sebagai anak bangsa masih banyak yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya tato di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak kebudayaan lain yang belum ter ekdplorasi.
Bagi penyuka traveling ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya yang rasa ingintahunya cukup tinggi terhadap beragam budaya, tidak ada salahnya mampir ke Mentawai untuk melihat dari dekat budaya tato yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat setempat, selain menikmati sajian pesona alam dan lautnya.

0 komentar: